Minggu, 13 Januari 2013

Upaya Pelestarian Budaya Salam

Diposting oleh Unknown di 03.13
Hukuman bagi peserta MOS yang tidak mengucapkan salam di area wajib salam
Ketahuilah, yang lebih utama adalah ucapan orang muslim:
“Semoga keselamatan dan rahmat Allah serta berkat-Nya tercurah atas kami.”
Pengucapan salam yang paling sedikit dan bisa memenuhi sunnah bagi yang melakukannya adalah dengan mengeraskan suaranya, sehingga bisa memperdengarkannya kepada orang yang diberi salam.
Apabila ia tidak bisa memperdengarkannya, tidaklah bisa dianggap pengucapan salam, sehingga tidak wajib menjawabnya.
Di waktu menjewab salam, maka untuk memenuhi kewajiban tersebut, haruslah ia mengeraskan suaranya, maka tidaklah gugur kewajibannya salam. Demikianlah menurut pendapat Al-Mutawalli dan lainnya (Imam Annawawi, 1994: 395).
Ketahuilah, memberi salam adalah sunnah yang dianjurkan (sunnah kifayah), bukan wajib. Apabila yang mengucapkan salam ada beberapa orang, maka pemberian salam oleh salah seorang dari mereka sudah cukup. Andaikata semuanya mengucapkan salam, malah lebih baik.
Orang yang memulai salam mendapat pahala yang lebih dari orang yang menjawabnya, karena ia mengingatkan salam itu kepada temannya. Dan jika teman yang disalami itu tidak mau menjawab salamnya, maka yang menjawab salamnya adalah malaikat, dan hamba-hamba Allah yang saleh yang tidak terlihat oleh mata (Sayyid Ahmad Al Hasyimi, 1993: 531).
Dari penjelasan tentang salam tersebut, dapat diketahui tentang betapa pentingnya salam bagi kehidupan sehari-hari karena salam merupakan doa bagi sesama Muslim. Maka sangat disayangkan jika keberadaan salam ini mulai luntur terutama dikalangan pelajar Madrasah. Maka dari itu perlu dilakukannya upaya-upaya untuk membudayakan salam, sesuai dengan hadits Rasul yang diriwayatkan oleh Ad-Darimi, Tirmidzi, Ibnu Majah dan lainnya, dengan isnad-isnad yang baik, dari Abdullah bin Salam RA, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:
“Hai manusia, sebarkanlah salam, berilah makanan (kepada orang miskin) dan sambunglah hubungan kekeluargaan. Sembahyanglah di saat orang-orang sedang tidur, niscaya kamu masuk surga dengan selamat.” (Imam Annawawi, 1994:392).
    Tirmidzi menggolongkan sebagai hadis sahih.
Ibnu Majah dan Ibnu Sunni meriwayatkan dari Abu Umamah ra. yang berkata: ‘Nabi menyuruh kami agar menyebarkan salam.’
Dalam kitabnya, Al-Muwaththa’, Imam Malik RA mengisahkan dari Ishaq bin Abdullah bin Abi Talhah, bahwa ia datang kepada Abdullah bin Umar lalu pergi bersamanya ke pasar. Ia berkara: ‘Ketika kami pergi ke pasar, tidaklah Abdullah melewati orang-orang yang berjualan dan orang miskin serta siapa pun melainkan ia memberi salam kepada mereka.’
Disebutkan dalam Sahih Bukhari, bahwa Ammar RA berkata: “Tiga perkara yang apabila terdapat dapa seseorang, maka ia telah mengumpulkan iman, yaitu; berbuat baik dan bijaksana, memberi salam kepada semua orang, dan bersedekah dalam keadaan kekurangan.”
Adapun memberi salam kepada semua orang, maka berarti ia tidak boleh sombong kepada siapa pun dan tidak terdapat antara dia dan seseorang pertengkaran yang menyebabkan tidak memberi salam.
Adapun bersedekah dalam keadaan kekurangan, maka berarti kesempurnaan kepercayaan kepada Allah SWT, penyerahan diri kepada-Nya dan kasih sayang kepada kaum muslimin.
Kita mohon kepada Allah SWT yang Maha Pemurah agar memberikan taufik bagi seluruh perkara itu (Imam Annawawi, 1994:393).
Jelas sudah betapa pentingnya salam dalam upaya menciptakan rasa cinta di antara sesama Muslim, bahkan diantara sesama manusia. Tidak mengheranjan jika Nabi Muhammad SAW menyuruh kita untuk menebarkan salam dan jangan meremehkannya dalam sabda-sabda beliau.
Nabi SAW bersabda:
“Jika seseorang di antara kamu bertemu dengan saudaranya, hendaklah ia mengucapkan salam kepadanya.” (HR Abu Dawud) (Harlis Kurniawan, 2009: 60).
Orang yang memulai salam mendapat pahala yang lebih dari orang yang menjawabnya, karena ia mengingatkan salam itu kepada temannya. Dan jika teman yang disalami itu tidak mau menjawab salamnya, maka yang menjawab salamnya adalah malaikat, dan hamba-hamba Allah yang saleh yang tidak terlihat oleh mata (Sayyid Ahmad Al Hasyimi, 1993: 531).
Adapun upaya untuk membudayakan salam dikalangan pelajar Madrasah diantaranya yaitu para pelajar Madrasah dikenalkan dan disosialisasikan tentang pentingnya salam serta manfaat dari penerapan salam, sehingga mereka mengetahui tentang pentingnya salam dan terdorong untuk menerapkannya. Selain itu, pembiasaan untuk menerapkan salam itu sendiri, dengan terbiasa mengucapkan salam, maka budaya salam tentunya akan semakin kental dikalangan pelajar Madrasah.
Sebagai sesama Muslim kita hendaknya selalu mengingatkan dalam kebaikan. Begitu pula dalam menerapkan budaya salam. Saling mengingatkan tentang salam merupakan salah satu upaya untuk melestarikan budaya salam. Disamping saling mengingatkan tentang budaya salam, adanya poster-poster tentang budaya salam dirasa dapat ikut member motivasi para pelajar madrasah untuk membudayakan salam. Dengan poster-poster tentang budaya salam ini dapat digunakan untuk mengingatkan pembaca tentang pentingnya salam.
Untuk membudayakan salam, terutama dilingkungan sekolah, alternatif yang dapat dilakukan adalah perlu diadaaknnya area wajib salam. Sehingga ketika siswa-siswi hendak masuk atau keluar area tersebut diwajibkan untuk salam. Dengan adanya area wajib salam ini maka siswa-siswi akan dibiasakan untuk mengucapkan salam. Selain hal-hal tersebut, motivasi-motivasi dari guru tentang pelestarian budaya salam juga tak kalah pentingnya. Dengan adanya motivasi-motivasi dari Bapak atau Ibu guru tentang pentingnya salam, akan mendorong pelajar Madrasah untuk membudayakan salam.


0 komentar:

Posting Komentar

 

My Blog Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting