Senin, 05 November 2012

Lagu Dolanan sebagai Warisan Budaya yang Mulai Terlupakan

Diposting oleh Unknown di 02.56

Indonesia sebagai negara yang berbhinneka tunggal ika sesungguhnya kaya akan bahasa dan kesenian tradisional di tiap-tiap daerah. Keanekaragaman seni budaya tersebut dapat dilihat dari aspek bahasa, kesenian, dan adat istiadat. Namun ironisnya, generasi sekarang sebagai penerus budaya tidak begitu banyak yang berminat melestarikan maupun sekedar mempelajari seni budaya lokal. 

Salah satu hasil budaya yang juga merupakan seni sastra tradisional yaitu lagu dolanan. Lagu dolanan dapat dikatakan sebagai kesenian sekaligus karya sastra. Alasan ini tepat karena dalam seni sastra alat yang digunakan adalah bahasa yang indah dan memiliki makna yang diwujudkan dalam tulisan. Lagu dolanan anak terbentuk dari rangkaian bahasa atau kata-kata yang memiliki irama, persajakan dan mengandung suatu simbol dan makna. Lagu dolanan merupakan salah satu wujud dari budaya Jawa yang adi luhung.
Lagu dolanan pada masyarakat Jawa dalam melagukannya disertai dengan suatu permainan, sehingga lagu dolanan sering juga dikelompokkan ke dalam permainan tradisional Jawa. Permainan anak-anak Jawa berdasarkan bentuk dan sifatnya menjadi empat golongan, yaitu sebagai berikut ini. 
1.      Gewone Spelen (permainan biasa) 
2.      Liederen (nyanyian) 
3.      Ni Thowok en Verwante Spelen (Ni Thowok dan permainan sejenisnya) 
4.      Biologeerspelen (permainan sihir)
Lagu dolanan anak adalah lagu yang menggunakan bahasa Jawa dan sering dinyanyikan anak-anak ketika bermain dengan cara bermain atau sekedar menggerakan anggota badan. Lagu dolanan yang sering digunakan dalam berbagai permainan, misalnya lagu Cublak-cublak Suweng, Sluku-sluku Bathok, Jamuran,  dan lain sebagainya. Selain itu, lagu dolanan juga ada yang hanya dinyanyikan saja, tidak dikombinasikan dengan permainan, seperti Bebek Adus Kali, Menthok-menthok, Oh Adhiku, dan sebagainya. Dalam lagu dolanan, anak-anak dikenalkan dengan nilai-nilai luhur yang menunjukkan budaya mereka. 

Lagu dolanan anak sangat banyak jumlahnya. Selain untuk menghibur anak-anak, lagu dolanan juga digunakan sebagai sarana untuk mendidik dan menanamkan niai-nilai luhur sejak dini pada anak. Berbeda dengan lagu-lagu masa kini, dalam lagu dolanan terdapat makna yang mendalam. Secara tersirat dalam lagu dolanan mengandung makna yang luhur. Bahkan diantaranya, lagu dolanan selain digunakan untuk dolanan (bermain) juga digunakan sebagai sarana dakwah. Salah satu contoh lagu dolanan yang terkenal dan digunakan sebagai sarana dakwah adalah Lir-ilir. 

Saat ini, lagu dolanan sebagai seni sastra tradisional yang dulu amat dekat dengan kehidupan anak-anak Jawa, justru semakin menyusut peminatnya. Bagi anak-anak Kediri misalnya, hanya sebagian kecil dari anak Kediri yang masih menyukai lagu dolanan sedangkan sebagian besar dari mereka lebih memilih lagu-lagu popular. Banyak lagu modern menjadikan anak-anak di mulai asing dengan lagu dolanannya sendiri. Lagu  lokal telah dikesampingkan karena dianggap kuno. Faktor lain yang mempengaruhi minimnya pemahaman dan ketertarikan generasi muda pada lagu-lagu lokal adalah kurang menariknya kemasan dan proses sosialisasi oleh generasi sebelumnya.

Sebagian besar anak-anak sekarang lebih banyak memilih lagu-lagu yang bertemakan cinta, perselingkuhan, perpisahan, juga persahabatan. Seharusnya kesemua lagu-lagu itu diperuntukan bagi remaja dan dewasa. Tapi kenyataan sekarang anak-anak usia sekolah dasar bahkan mulai usia balita dimana mereka sudah bisa berbicara menyanyikan lagu-lagu dewasa tentang cinta-cinta yang bagi mereka pun tidak mengerti arti lagu itu. Padahal banyak sekali lagu-lagu yang diperuntukan bagi anak-anak yang memang pantas mereka nyanyikan sesuai dengan usia mereka. Keadaan ini yang harus dicari jalan keluarnya agar nantinya lagu anak-anak tidak hilang. Lagu dolanan ini harus dilestarikan kepada anak cucu kita sebagai hiburan anak-anak yang sesuai dengan usia mereka. Jika bukan kita yang melestarikannya, siapa lagi?

0 komentar:

Posting Komentar

 

My Blog Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting